Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kreativitas terhadap Kinerja Guru IPA pada Guru MI di Kecamatan Sukagumiwang Indramayu.
Abstract: The Influence of Achievement Motivation and Creativity on Science Teacher Performance of MI teachers at Sukagumiwang District, Indramayu. The research method used is a survey method using correlation and regression techniques with the help of the SPSS version 15.0 program
After the authors analyzed the research variables The Effect of Achievement Motivation and Creativity on the Science Teacher Performance of MI teachers at Sukagumiwang District, Indramayu., it can be said that; Motivation has a positive influence on the performance of science teachers which is indicated by the acquisition of the coefficient of determination (r2y1) of = 0.932 which means that 93.2% occurs in the most likely influence of achievement on science teacher performance. Teacher's work creativity has a positive influence on the performance of science teachers which is indicated by the acquisition of a coefficient of determination (r2y2) of = 0.805 which means that 80.5% occurs in the most likely influence of science teacher creativity. The work motivation and creativity of teachers together have a positive influence on the performance of science teachers, which is marked by the acquisition of a double determination coefficient (r2y12) of = 0.932, meaning that 93.2% occurs in a trend towards science teacher performance.
Keywords : Motivasi Berprestasi, Kreativitas, dan Kinerja
PENDAHULUAN
Pasca pengesahan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang SistemPendididkan Nasional terjadi perubahan besar dalam konteks pengelolaan prosespendidikan di Indonesia. Dalam undang-undang tersebut tidak lagi dikenal istilahpengajaran, namun menggunakan istilah pembelajaran. UU No. 20 tahun 2003mendefinisikan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik denganpendidik dan fasilitas belajar pada suatu lingkungan belajar.Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitasmerupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuannegara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu untukmelindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskankehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakanketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilansosial.
Lebih lanjut dalam Batang Tubuh UUD 1945 diamanatkan pentingnyapendidikan bagi seluruh warga negara seperti yang tertuang dalam Pasal 28B Ayat(1) yaitu bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhankebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaatdari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkankualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan Pasal 31 Ayat (1) yangmengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembanganIPTEK yang sangat pesat, maka peningkatan kualitas-kualitas sumber dayamanusia mempunyai posisi yang strategis bagi keberhasilan dan kelanjutanpembangunan nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak harus mendapatperhatian yang sungguh-sungguh dan harus dirancang secara sistematis danseksama berdasarkan pemikiran yang matang. Wadah yang tepat bagi upayapeningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan.
Ada beberapa indikator dalam peningkatan mutu pendidikan antara lainmelalui peningkatan kinerja guru IPA dan peningkatan mutu pelajaran yangmelibatkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Pakem, serta peran sertamasyarakat (PSM). Dalam kaitannya dengan Pakem, guru dituntut untukmenciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif,kreatif, efektif, dan menyenangkan. Situasi pakem tersebut harus diupayakanuntuk semua mata pelajaran. Dengan begitu, diharapkan peningkatan mutupendidikan dapat tercapai secara optimal.
Menciptakan mutu pendidikan yang lebih baik, nampaknya tak dipandangsebagai jalan yang mudah untuk ditempuh. Butuh banyak pengorbanan danketerlibatan berbagai pihak. Para murid dan orang tua murid, guru dan kepalasekolah, pemerintah daerah dan pusat, keterlibatan pihak donatur, serta sumbangAuthor et al 4 saran dari para pakar pendidikan di Indonesia. Karena bagaimana pun, pendidikandi Indonesia adalah desain besar bangsa. Akibatnya, para guru tertuntut untukmelahirkan generasi yang bermutu. Hingga akhirnya, peta peningkatan mutupendidikan pun tertuju pada guru.
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab IV Kualifikasi dan Kompetensi, Pasal 6 menyebutkan bahwa gurudan dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agenpembelajaran yang sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta memiliki sertifikat profesi.Persyaratan keikutsertaan untuk memperoleh sertifikasi profesi, dijelaskan lebihjauh dalam Pasal 7 ayat (1) yang berbunyi: Kualifikasi akademik guru diperolehmelalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat(D4).
Indonesia punya 2.783.321 orang guru yang menantikan perolehansertifikasi profesi. Untuk wilayah Kabupaten Indramayu sendiri, ada sekitar35.000 orang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di tingkat pendidikan dasar. Darijumlah itu, berdasarkan data Dikdas Kab. Indramayu untuk kualifikasi guru per Desember 2004, didapati sebanyak 22.929 orang guru yang memiliki latarbelakang pendidikan non sarjana.Terhadap keadaan tersebut, Dikdas Kab. Indramayu telah menyatakansalah satu komitmen kerjanya, yaitu memelihara kualitas pendidikan dasar denganmemprioritaskan program peningkatan pendidikan guru SD dan SMP. Kondisi inipula yang mendorong Dikdas Kab. Indramayu untuk segera melakukan peningkatan kualifikasi guru di wilayahnya.
Sepengaruh dengan hal tersebut maka wawasan, pengetahuan sertaketerampilan mengajar guru harus terus ditingkatkan melalui pola pembinaanprofesional baik secara vertikal maupun horizontal.Mengingat hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem pembinaanprofesional dalam suatu pola dan mekanisme yang lebih dinamis dengan dilandasisuatu cita-cita untuk menjadi lebih baik .Dalam sistem pembinaan profesional ini terdapat berbagai program ataupola pendekatan yang mampu meningkatkan dan mendorong guru untuk belajar,baik sikap, kemampuan, pengetahun maupun keterampilan sehingga memberikandampak positif dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang akhirnya dapatmeningkatkan prestasi belajar murid, salah satu sistem pembinaanprofesionalisme guru melalui berbagai pendidikan dan pelatihan.Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya meningkatkankemampuan dan wawasan guru dalam bidang pendidikan yang lebih efektif danberkualitas. Dengan pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada gurudiharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam melaksanakanpembelajaran di kelas, dengan harapan para siswa lebih tertarik untuk mengikutidan mendalami pelajaran yang sedang diikutinya.
Pembelajaran inovatif dan kreatif merupakan salah satu metodepembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Sebaliknya,pembelajaran yang bersifat monoton atau tidak vareatif biasanya dapatmenimbulkan minimnya minat siswa dan menimbulkan kejenuhan siswa dalammengikuti pelajaran tersebut.
Di lain sisi, pada kenyataannya di lapangan, tidak semua bahkan sangatsedikit guru-guru kita yang telah mencoba untuk melaksanakan pembelajarankreatif dan inovatif. Bahkan kebanyakan guru melaksanakan pembelajaran disekolah memakai metode konvensional, ceramah atau memberikan tugas daribuku latihan kerja siswa (LKS).
Memang tidak mudah mengajak guru-guru untuk dapat melaksanakanpembelajaran kreatif dan inovasi. Perlu adanya dorongan baik dari dalam maupunluar diri guru untuk mencoba melaksanakan system pembelajaran sesuai denganyang diharapkan. Dorongan seperti ini yang dikenal dengan motivasi berprestasi.Motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang untuk berjuangdalam mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuktujuan sukses atau gagal. Motivasi berprestasi itu bersumber dari dalam diriindividu dan bukan dari diri orang lain sehingga dapat tercapai suatu keberhasilandalam belajar. Dengan demikian motivasi berprestasi sangat penting peranannyadalam pencapaian suatu keberhasilan karena tercapai suatu keberhasilan seseorangdisebabkan adanya motivasi dari diri sendiri sehingga tercapai hasil belajar yangbaik.
Bagi guru yang memiliki motivasi berprestasi akan senantiasa melakukanpeningkatan kemampuannya secara terus menerus dalam melakukan pembelajaranyang dapat meningkatkan prestasi siswa. Bagi guru yang memiliki motivasiberprestasi, selain berusaha untuk selalu meningkatkan kreativitasnya dalambidang pembelajaran, keberhasilan siswa dalam meraih prestasi adalah merupakansuatu kebanggaan dan kepuasan baginya atas apa yang telah dia kerjakan.Kreativitas guru dalam menciptakan sesuatu yang baru, baik dalammelakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif maupun dalam peningkatanwawasan dan keilmuan yang continue merupakan bagian yang tak terpisahkandari motivasi guru dalam menciptakan prestasi. Artinya, bagi guru yang memilikimotivasi berprestasi, dia akan berusaha untuk menciptakan system pembelajaranyang inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dan akan senantiasameningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam bidang pendidikan.Sebaliknya, bagi guru yang tidak memiliki motivasi berprestasi, ia tidak akantertarik untuk selalu meningkatkan kemampuan dan wawasannya, bahkan akancenderung stagnan atau bahkan menurun dalam prestasinya.
Secara kelembagaan atau keorganisasian, kegiatan guru baik yang baikmaupun kurang baik merupakan bagian dari kinerja guru IPA itu sendiri. Kinerjaguru IPA dapat dilihat sejauhmana aktivitas yang telah dilakukan seorang gurudalam melaksanakan pembelajarannya. Bagi guru yang kreatif dan memilikimotivasi berprestasi akan berkorelasi dengan kinerja yang baik. Sebaliknya, bagiguru yang diam saja dan tidak pernah mau untuk meningkatkan kemampuan danwawasannya merupakan bagian dari kinerja guru IPA yang kurang baik.Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam tulisan ini peneliti tertarikuntuk mengkaji tentang ”pengaruh motivasi berprestasi dan kreativitas dengankinerja guru IPA Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta di Kecamatan SukagumiwangAuthor et al 6
METODE
Penelitian ini menggunakan metode survey di Kecamatan Sukagumiwang,perlakuan terhadap variabel-variabel yang diteliti yaitu motivasi berprestasi (X1)dan kreativitas kerja guru (X¬2). Alat pengumpul data yang digunakan adalahkuesioner (angket). Dengan alat pengumpul data tersebut dapat diperoleh datayang sesuai dengan tema penelitian. Data penelitian dijaring denganmenggunakan kuesioner yang dikembangkan peneliti dan diberikan kepadasample dari populasi tersebut. Metode ini digunakan untuk mengemukakan adatidaknya hubungan antara variabel yaitu variabel motivasi berprestasi (X1) dankreativitas kerja guru (X2) dengan variabel kinerja guru (Y) (variabel terikatdengan variabel bebas). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawahini :
Gambar 3.1. Konstalasi
hubungan antar variabel
Keterangan
X1 = Motivasi berprestasi
X2 = Kreativitas kerja guru
Y = Kinerja guru IPA.
1. Populasi
Populasi adalah seluruh obyek yang menjadi unit analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MI di Kec. Sukagumiwang, dan mereka terdaftar sebagai guru PNS dan non PNS. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah guru IPA seluruhnya di MI Kecamatan Sukagumiwang adalah 32 orang guru.
Menurut Winarno (1982 : 100), untuk menentukan besar kecilnya sample tidak ada ketentuan mutlak. Untuk menentukan keadaan hubungan dalam studi korelasi dibutuhkan subyek sample paling sedikit 30 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadikan responden. Yang menjadi sample alam penelitian ini adalah sebanyak 42 orang guru.
X1
X2
Y
Penentuan sample ini mengacu pada pendapat Suharsimi ( 1992 ; 107) yaitu bahwa apabila obyek penelitian lebih
besar dari 100 responden diambil 10% sampai
15%, atau 20% sampai dengan 30% tetapi apabila kurang dari 100 responden, maka responden atau sampel
diambil seluruhnya.
3. Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian didasarkan pada teknik multi double stage. Cara ini dilakukan dengan tujuan setiap populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Penentuan sampel ini mengacu pada pendapat Suharsimi (1992 ; 107) yaitu bahwa apabila obyek penelitian lebih besar dari 100 responden diambil 10% sampai dengan 15%, atau 20% sampai dengan 30%. Sedangkan untuk menentukan besar kecilnya sampelmengacu pada pendapat Winarno (1982: 100), yaitu bahwa apabila analisa yang digunakan teknik korelasi, maka sampel yang harus diambil menimal 30.
Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian adalah 32 orang guru IPA di Kecamatan Sukagumiwang
4. Instrumen Penelitian
Informasi yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data tentang (1) motivasi berprestasi, (2) kreativitas kerja guru dan (3) Kinerja guru, oleh karena itu peneliti akan menyajikan 3 lembar kuesioner yang dari masingmasing akan disajikan dengan menggunakan skala likert lima pilihan jawaban. Bobot skor 1 sampai dengan 5.
Untuk memperoleh data tersebut digunakan tiga macam instrument yaitu instrument kuesioner tentang motivasi berprestasi, kuesioner tentang kreativitas kerja guru, dan kuesioner tentang instrumen kinerja guru.
5. Analisis Data
Pengolahan
hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan statistic deskriftif untuk mendapatkan estimasi
data, setiap variabel penelitian dan nilai-nilai
yang meliputi data skor, median, modus, simpangan baku, dan distribusi frekuensi. Kemudian untuk
keperluan hipotesis pengujian penelitian digunakan
statistik infernisial dengan teknik regresi dan korelasi sederhana maupun ganda. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam upaya
pengelolaan dan analisis data adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah teknik analisis dapat digunakan atau tidak, maka dilakukan pengujian normalitas distribusi populasi berdasarkan hasil pengelolahan data. Pengelolahan distribusi populasi digunakan dengan rumus program SPSS versi 15.0
b. Uji Linearitas Varians
Uji
linearitas varians dilaksanakan untuk mengetahui kelinieran diantara variable yang ada, jika data memiliki
varians linear, maka teknik regresi digunakan
untuk data penelitian. Uji ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data penelitian
berdasarkan data yang diteliti, yaitu
motivasi berprestasi (X1), kreativitas kerja guru (X2) dan kinerja guru (Y).
c. Uji Hipotesis Penelitian
Persamaan regresi sederhana dalam penelitian ini meliputi variable kinerja guru (Y) atas variabel motivasi berprestasi (X1) dan kreativitas kerja guru (X2). Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
1). Persamaan regresi sederhana variabel kinerja guru (Y) atas variabel motivasi berprestasi (X1), model persamaannya adalah Ŷ = a + bXl.
2). Persamaan regresi sederhana variabel kinerja guru (Y) atas variabel kreativitas kerja guru (X2), model persamaannya adalah Ŷ = a + bX2
3). Uji keberartian dan kelinearan persamaan regresi sederhana persamaan regresi sederhana variabel Y atau X1 atau X2 yang kemudian dihubungkan dengan skor variabel Y, kemudian hasil perhitungan dimasukkan ke dalam daftar anova guna memperoleh F.
4). Mencari persamaan regresi ganda model persamaan regresi ganda yang dipergunakan adalah sebagai
berikut : Y=a + bxl +cx2.
Sebelum model persamaan regresi ganda yang digunakan persamaanini perlu diuji keberartiannya. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah persamaan regresi yang didapat tersebut berarti atau tidak, untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti.
5). Mencari korelasi antar variabel
Korelasi
yang dimaksud adalah korelasi antar variabel motivasi berprestasi (X1) dengan
kinerja guru (Y) dan kreativitas kerja guru (X2) dengan kinerja guru (Y),
maksudnya adalah untuk mengetahui ada korelasi antara variable tersebut.
Koefisien korelasi dihitung
dengan menggunakan rumus "product moment". Uji keberanian dilakukan dengan menggunakan rumus t,
pengujian ini dilakukan dengan
maksud untuk mengetahui keberanian korelasi variabel bebas dengan variabel terikat.
6). Mencari korelasi ganda
Perhitungan
ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara variabel motivasi
berprestasi (X1) dan variabel kreativitas kerja guru (X2) secara bersama-sama
dengan kinerja guru (Y) dengan menggunakan statistic korelasi ganda atau R. Uji
keberanian korelasi
yanda dilakukan dengan menguji F.
6. Hipotesis Statistik
Untuk keperluan analisis
korelasi di atas, dirumuskan hipotesis statistic sebagai berikut :
Hipotesis pertama
Ho : yl = 0
Hi : y1 0
Hipotesis kedua
Ho : y2 = 0
Hi : y2 0
Hipotesis ketiga
Ho : y 12=0
Hi : y 12 0
Keterangan :
yl = Proporsi motivasi berprestasi dengan kinerja guru
y2 = Proporsi kreativitas kerja guru dengan kinerja guru
yl2 = Proporsi motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru dengan kinerja
guru secara bersama-sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Motivasi Berprestasi (X1) terhadap Kinerja Guru IPA (Y) Berdasarkan hasil analisis data SPSS versi 15.0 dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi memiliki pengaruh terhadap kinerja guru IPA yang ditandai dengan perolehan koefesien korelasi (ry1) sebesar 0,965 lebih dari rtabel sebesar 0, 304 mempunyai makna bahwa pengaruh antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru IPA sangat kuat. Sementara itu hasil koefisien determinasi (r2y1) sebesar = 0,932 mempunyai makna bahwa 93,2 % yang terjadi dalam kecenderungan besarnya pengaruh meningkatnya motivasi berprestasi (X1) terhadap Kinerja Guru IPA Sisanya 6,8 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Persamaan regresi Ŷ =
12.573 + 0,910 X1. Yang berarti bahwa kenaikan
satu skor motivasi berprestasi akan memberikan kenaikan sebesar 0,910 terhadap Kinerja Guru IPA.
Dari data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa apabila kinerja guru IPA ingin ditingkatkan secara
optimal, maka perlu peningkatan motivasi berprestasi
yang tinggi. Pemberian motivasi berprestasi yang baik akan memberikan dorongan bagi guru untuk
meningkatkan kinerjanya.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka hasil penelitian ini sejalan dengan pengajuan hipotesis peneliti yang terdapat dalam bab II, yaitu bahwa motivasi berprestasi memberikan pengaruh positif terhadap Kinerja Guru IPA di Kecamatan Sukagumiwang.
2. Pengaruh
Kreativitas Kerja Guru (X2) terhadap Kinerja Guru IPA (Y)
Berdasarkan hasil analisis data SPSS versi 15.0 dapat diketahui bahwa kreativitas kerja guru memiliki
pengaruh terhadap kinerja guru IPA yang ditandai dengan perolehan koefesien
korelasi (ry2) sebesar 0,897 lebih dari rtabel sebesar 0, 304 mempunyai makna
bahwa pengaruh antara kreativitas kerja guru terhadap kinerja guru IPA sangat
kuat. Sementara itu hasil koefisien determinasi (r2y2) sebesar = 0,805
mempunyai makna bahwa 80,5 % yang terjadi dalam kecenderungan besarnya pengaruh
meningkatnya kreativitas kerja guru (X2) terhadap Kinerja Guru IPA Sisanya 19,5
% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Persamaan regresi Ŷ = 10,788 + 0,865 X2. Yang berarti bahwa kenaikan satu skor kreativitas kerja
guru akan memberikan kenaikan sebesar 0,865
terhadap Kinerja Guru IPA.
Dari data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa apabila kinerja guru IPA ingin ditingkatkan secara
optimal, maka perlu peningkatan kreativitas kerja
guru yang tinggi. Dengan kreativitas kerja guru yang baik akan dapat meningkatkan proses pembelajaran yang
lebih baik yang berdampak pada peningkatan
kinerja guru yang baik pula.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka hasil penelitian ini sejalan dengan
pengajuan hipotesis peneliti yang terdapat dalam bab II, yaitu bahwa kreativitas
kerja guru memberikan pengaruh positif terhadap Kinerja Guru IPA di Kecamatan
Sukagumiwang.
3. Pengaruh Motivasi Berprestasi (X1) dan Kreativitas Kerja Guru (X2) secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru IPA (Y).
Berdasarkan hasil analisis data SPSS versi 15.0 dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru memberikan pengaruh terhadap kinerja guru IPA yang ditandai dengan perolehan koefesien korelasi ganda (ry12) sebesar 0,966 lebih dari rtabel sebesar 0, 304 mempunyai makna bahwa pengaruh antara motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru terhadap kinerja guru IPA sangat kuat. Sementara itu hasil koefisien determinasi ganda (r2y12) sebesar = 0,932 mempunyai makna bahwa 93,2% yang terjadi dalam kecenderungan besarnya pengaruh meningkatnya motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru terhadap Kinerja Guru IPA. Sisanya 6,8 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Persamaan regresi Ŷ = 13,027 + 0,946 X1 - 0,039 X2. Yang berarti bahwa kenaikan satu skor motivasi
berprestasi dan kreativitas kerja guru akan memberikan
kenaikan sebesar 0,946 untuk variabel X1 dan 0,039 untuk variabel X2 terhadap skor Kinerja
Guru IPA.
Dari data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa apabila kinerja guru IPA ingin ditingkatkan secara
optimal, maka perlu peningkatan motivasi berprestasi
dan kreativitas kerja guru yang tinggi. Dengan motivasi berprestasi dan kreativitas kerja
guru yang baik akan dapat meningkatkan proses
pembelajaran yang lebih baik yang berdampak pada peningkatan
kinerja guru yang baik pula.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka hasil penelitian ini sejalan dengan pengajuan hipotesis peneliti yang terdapat dalam bab II, yaitu bahwa motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru memebrikan pengaruh positif terhadap Kinerja Guru IPA di Kecamatan Sukagumiwang
4. Keterbatasan Penelitian
Disadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan baik dalam proses penyelesaian maupun hasil yang diperoleh yang dianggap sebagai keterbatasan penelitian, yaitu :
a. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk mendapatkan data, dimana pilihan jawaban dalam instrumen mengarahkan guru hanya untuk menjawab satu dari lima pilihan jawaban bagi setiap kuesioner, padahal mungkin pilihan tersebut tidak sesuai dengan keinginannya.
b. Penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas yaitu : motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru dan satu variabel terikat yaitu Kinerja Guru IPA. Sedangkan untuk mengetahui kinerja guru IPA masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang dapat mengungkap seberapa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru
c. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyyah di Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu. Sedangkan di Sukagumiwang khususnya ada juga jenjang pendidikan dasar selain MI, yaitu SD yang lain baik negeri maupun swasta.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Motivasi
berprestasi memberikan pengaruh positif terhadap kinerja guru IPA yang ditandai
dengan perolehan koefesien determinasi (r2y1) sebesar = 0,932 mempunyai makna
bahwa 93,2 % yang terjadi dalam kecenderungan besarnya pengaruh meningkatnya
motivasi berprestasi (X1) terhadap Kinerja Guru IPA. Sisanya 6,8 % dijelaskan
oleh sebabsebab
lain. Persamaan regresi Ŷ = 12.573 + 0,910 X1. Yang berarti bahwa kenaikan satu
skor motivasi berprestasi akan memberikan kenaikan sebesar 0,910 terhadap skor
Kinerja Guru IPA.
2. Kreativitas
kerja guru memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru IPA
yang ditandai dengan perolehan koefesien determinasi (r2y2) sebesar = 0,805
mempunyai makna bahwa 80,5 % yang terjadi dalam kecenderungan besarnya pengaruh
meningkatnya kreativitas kerja guru (X2) terhadap Kinerja Guru IPA. Sisanya
19,5 %
dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Persamaan regresi Ŷ = 10,788 + 0,865 X2, yang
berarti bahwa kenaikan satu skor kreativitas kerja guru akan memberikan
kenaikan sebesar 0,865 terhadap skor Kinerja Guru IPA.
3. Motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru secara bersama-sama memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru IPA yang ditandai dengan perolehan koefesien determinasi ganda (r2y12) sebesar = 0,932 mempunyai makna bahwa 93,2 % yang terjadi dalam kecenderungan besarnya pengaruh meningkatnya motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru terhadap Kinerja Guru IPA. Sisanya 6,8 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
4. Persamaan regresi Ŷ = 13,027 + 0,946 X1 - 0,039 X2, yang berarti bahwa kenaikan satu skor motivasi berprestasi dan kreativitas kerja guru akan memberikan kenaikan sebesar 0,946 untuk variabel X1 dan 0,039 untuk variabel X2 terhadap skor Kinerja Guru IPA
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Buono Nugroho, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogjakarta: CV. Andi Aoffset.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Donelly, James H , Gibson, James L, Ivan Cevic, John M, 1997, Manajement, Sixth Edition, Business Publication Inch.
Ernest R. Hilgard. 1962. Theories of Learning. Englewood Cliffe, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Hagemann, Gisela. 1993. Motivasi untuk Pembinaan Organisasi, Jakarta: Institut PPM.
Gibson, Ivancevich, and Donelly, 1996, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta: Binarupa Aksara
Gerungan, W.A., 1996, Psikologi Sosial, Bandung : Eresc
Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan Praktek. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
J. Cronbach. 1958. Educational Psychology. New York: Harcourt Brace & Co. Lithanta,
Agus. 2008. Penggunaan Alat Peraga Perkalian Teknik John Napier sebagai Media Pembelajaran Matematika.
Lewis,
Mike, and Kelly, Graham, 1986, 20 Activities For Developing managerial
Efectiveness, a management Skill training manual, England : Gower Publishing Company Limited, craft
Road, Heder shot
Mc.Clelland, David , Atkinson, J.W. , Clark, R.A. dan Wowell, E.L. ,1953, The Achievement Motive, New Work: Appleton-Century Crofts
Moh.
Uzer Usman. 2002. Menjadi GuruProfesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mubibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
unandar,
Utami. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia.
Munandar,Utami. 1995. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.
Robert S. Woodworth & Donald G. Marquis. 1961. Psychology. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Robbin,
Stepen P, 2002, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Jakarta : Erlangga.
Riduan, 2003, Dasar-Dasar Statistik, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-2.
Sarwono, Jonathan, 2007, Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Yogjakarta: CV. Andi Aoffset.
Sasmoko, 2004, Metode Penelitian, Edisi Khusus, Jakarta : FKIP – UKI. Sardiman, 1986, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soemannto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Penerbit Rineka, Edisi Revisi.
Sters, Richard M dan Porter, Luman U, 1986, Motivation Theory and Research, California : Wood Sworth Inc.
Sudjana. Nana. 2000. Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Aglesindo Bandung
Sudjana, Nana dan Wari Suwariyah. 1991. Model-model Mengajar CBSA. Bandung : Sinar Baru.
Suryadi, Ace dan Mulyana, Wiana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole.
Thomas L. Good & Jere E. Brophy. 1980. Educational A realistic Approach. New York: Rinehart and Winston.
Tiller, PA 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik, Edisi ketiga Terjemahan Bambang Soegiono, Jakarta, Erlangga
Endang Supardi, 2004, Modul Kewirausahaan Smk Kiat Mengembangkan sikap Kreatif Dan Inovatif: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta:
Depdiknas Depdiknas. 2007.
Peningkatan Profesionalitas Guru Berkelanjutan. Materi Workshop Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2007. Yogyakarta: Direktorat Profesi Pendidik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar