A.
Konsep
Penilaian merupakan
rangkaian kegiatan pengumpulan dan penggunaan informasi tentang proses dan
hasil belajar untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
telah diajarkan. Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk menilai proses dan
hasil belajar siswa di sekolah, mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan
menentukan kenaikan kelas atau kelulusan. Fungsi penilaian adalah untuk
memberikan umpan balik proses belajar mengajar, meningkatkan motivasi belajar
siswa, dan memberikan laporan kemajuan belajar siswa kepada pihak yang
memerlukannya.
Istilah yang erat
hubungannya dengan penilaian (assessment) adalah evaluasi dan pengukuran.
Assessment pada dasarnya adalah bagian dari evaluasi yang lebih luas dari
sekadar pengkuruan. Assessment is broader in scope than measurement in that
it involves the interpretation and representation of measurement data
(Print, 1993). Dengan demikian, antara evaluasi, assessment dan measurement
memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan.[1]
Penilaian atas hasil
pembelajaran memberikan deskripsi tentang tiga hal. Pertama menggambarkan
seberapa efektifnya metode pengajaran yang diterapkan. Yang ke dua seberapa
efisien kegiatan pembelajaran, dan ke tiga seberapa menariknya pembelajaran
bagi siswa.
Keefektifan pembelajaran
dapat diukur dengan tingkat penguasaan siswa pada tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator
sebagai berikut :
1.
Kecermatan penguasaan perilaku
2.
Kecepatan unjuk kerja
3.
Kesesuaian dengan dengan
prosedur
4.
Kualitas hasil akhir
5.
Tingkat alih belajar
6.
Tingkat retensi
Efisiensi pembelajaran diukur
dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran dan atau jumlah biaya yang dikeluarkan untuk proses dimaksud.
Tingkat daya tarik
pembelajaran dapat diamati dengan melihat kecenderungan siswa untuk tetap
belajar. Indikator bahwa bidang studi memiliki daya tarik adalah siswa
memberikan apresiasi dan keinginan lebih atas bidang studi yang diajarkan.[2]
Penilaian sumatif
dikaitkan dengan penilaian pada akhir semester atau tahun. Penilaian ini
memberikan nilai yang membedakan pencapaian seorang dengan lain dan
seringkali digunakan untuk membuat pemilihan/penyeleksian.[3]
Menurut Purwanto
(2009:28) Penilaian sumatif dilakukan setelah sistem sudah selesai menempuh
pengujian dan peyempurnaan.[4] Penilaian sumatif ialah penilaian yang dibuat
pada akhir pengajaran (akhir semester/akhir tahun), yang bertujuan untuk
menilai pencapaian akhir pembelajaran. Berbeda dengan penilaian formatif, yang
lebih menekankan kepada penilaian penguasaan pelajar dalam suatu materi,
penilaian sumatif bertujuan untuk menentukan pencapaian pelajar pada akhir
semester/akhir tahun ajaran, yang juga dapat menentukan keberhasilan sesuatu
kurikulum. Contoh penilaian sumatif ialah penilaian pada akhir tahun ajaran
dalam bentuk Ujian Kenaikan Tingkat/ Ujian Akhir Madrasah.[5]
Sehubungan dengan defenisi di atas, penilaian sumatif
lebih menekankan pada hasil dan dilaksanakan satu kali untuk satu semester atau
setiap akhir dari suatu program pembelajaran. Hasil penilaian sumatif ini
berfungsi untuk grading clacement, promotion, dan accountability. Penilaian
jenis ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Dalam hal motivasi,
penilaian jenis ini sangat menguntungkan bagi siswa yang memperoleh prestasi
yang tinggi. Sebaliknya, bagi siswa yang memperoleh prestasi yang rendah akan
memiliki motivasi yang rendah yaitu rasa pesimis.
B.
Komponen Penilaian
Hasil Belajar
Komponen penilaian hasil belajar meliputi:
1. Masukan baku/pasar (peserta didik)
Departemen
Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan.
2. Masukan instrumental (kurikulum, metode mengajar, sarana dan
guru)
a. Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan
yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran
dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut.
b. Metode Mengajar
Metode
pembelajaran adalah prosedur, urutan langkah- langkah, dan cara yang digunakan
guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Sarana dan Prasaran
Sarana
pendidikan sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam
proses pendidikan. Sementara prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang
tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan.
d. Guru
Guru
adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
3. Masukan lingkungan
Lingkungan
pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan yang
merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi
tiga yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat
4. Keluaran (hasil output)
Output
pendidikan adalah hasil belajar (prestasi belajar) yang[6] merefleksikan seberapa
efektif proses belajar mengajar diselenggarakan. Artinya prestasi belajar
ditentukan oleh tingkat efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
C.
Tujuan Penilaian Sumatif
Secara umum, tujuan
penilaian sumatif bukanlah untuk membantu pelajar meningkatkan pencapaian,
tetapi untuk memberikan rangking kepada mereka. Rangking yang diperoleh pelajar
dapat digunakan untuk membuat perbandingan pencapaian antar pelajar. Penilaian
sumatif juga dapat dijadikan petunjuk, apakah siswa dapat menguasai suatu mata
pelajaran atau tidak. Jika mereka sudah mencapai peringkat tertentu, barulah
mereka dibolehkan untuk mengambil mata pelajaran baru.
Menurut
Yatim Riyanto (2009:142) Tahap kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan
tentang hal-hal berikut ini:
1.
Taraf pencapaian tujuan
pembelajaran, keseksamaan perumusan tujuan.
2. Kesesuaian antara
metode dan teknik peogajaran, dengan sifat bahan pelajaran, tujuan yang ingin
dicapai, karakteristik siswa, kemampuan dasar siswa.
3.
Keberhasilan program dalam
mencapai tujuan program.
4. Keseksamaan alat
evaluasi yang digunakan demgan tujuan pengajaran/tujuan program yang ingin
dinilai keberhasilannya.[7]
Sudjana
(1995) mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan
kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya
dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan
pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan siswa lainnya.
2.
Mengetahui
keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh
keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan.
3.
Menentukan tindak
lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal
program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya.
4. Memberikan
pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.[8]
D.
Karakteristik Penilaian Sumatif
Beberpa ciri khusus terkait dengan penilaian sumatif antara lain sebagi
berikut :
1. Penilaian
bersifat terminal/final.
2. Biasanya
berada di penghujung/akhir sebuah program pembelajaran.
3. Menilai
prestasi dalam programnya.
4. Memberikan
keterangan atas sejauh mana capaian seorang siswa dalam kurun waktu tertentu.
5. Pandangan
berlaku surut atas pelajaran apa saja yang telah dicapai selama masa belajar .
6. Terkadang
terkait dengan pemberian sertifikasi, pemberian nilai dan pengakuan publik.
7.
Biasanya merupakan
penilaian tipe formal misalnya untuk mengakhiri sebuah tahapan ujian.[9]
E. Teknik Penilaian
Sumatif
Ada
beberapa teknik penilaian yang dapat diaplikasikan dalam penilaian sumatif.
Teknik penilaian dimaksud dikelompokkan sebagai berikut:
Jenis
|
Prefe
|
|||
Tes
|
Tertulis
|
Objektif
|
Pilihan Ganda
|
Ranah Kognitif
|
Menjodohkan
|
||||
Benar – Salah
|
||||
Isian
|
||||
Subjektif
|
Uraian Terbuka
|
|||
Uraian Tertutup
|
||||
Lisan
|
Objektif
|
Kuis
|
||
Subjektif
|
Pemahaman
|
|||
Perbuatan
|
Produk
|
Ranah Psikomotor
|
||
Kinerja
|
||||
Non Tes
|
Pengamatan
|
Ranah Afektif
|
||
Daftar Periksa
|
||||
Skala Sikap
|
||||
Angket
|
||||
Portofolio
|
Diagnosa Perkembangan Kognitif dan Psikomotor
|
Teknik
penilaian tertulis dan lisan umunnya telah dikenal dan dipakai guru dalam
pembelajaran sehari-hari. Teknik yang lani meskipun tidak sama sekali baru
namun relative jarang digunakan antara lain:
1. Tes perbuatan
Tes
perbuatan menuntut siswa untuk menampilkan hasil belajarnya. Tes ini dapat
dibedakan menjadi tes penilaian terhadap penampilan kinerja siswa dan penilaian
terhadap produk siswa
2. Pengamatan
Pengamatan
dapat dilakukan guru atau oleh siswa dengan objek perilaku amatan siswa,
misalnya ketelitian menghitung, dsb.
3. Skala sikap
Pengukuran
ini berupa sejumlah pernyataan sikap tentang suatu objek yang dinyatakan secara
berskala. Misalnya skala sikap terhadap kebersihan.
4. Angket
Berupa
daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tertentu, misalnya
kebiasaan siswa di rumah.
5. Portofolio
Untuk
dapat menilai, guru perlu mengumpulkan berbagai dokumen dan hasil karyanya
kemudian membuat catatan perkembangan belajar siswa yang disusun secara
sistematis per mata pelajaran.
6. Tugas
Tugas
adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kelas,
misalnya membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita dan mengamati
objek.
7. Proyek
Penilaian
dalam proyek meliputi kemampuan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan.[10]
F.
Kesimpulan
Penilaian sumatif merupakan penilain hasil
pembelajaran yang dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun. Penilaian
sumatif merupakan penilaian
tipe formal misalnya untuk mengakhiri sebuah tahapan ujian. Selain itu biasanya terkait dengan pemberian sertifikasi, pemberian
nilai dan pengakuan publik.
Penilaian sumatif sangat
penting karena dapat memberikan deskripsi atas keefektifan metode pembelajaran
yang digunakan, efisiensi metode, dan daya tarik pembelajaran. Hasil penilaian
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam merevisi sistem pembelajaran
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
DAFTAR
RUJUKAN
Buku:
Degeng, I. Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable,
Dirjen Pendidikan Tinggi, Jakarta: 1989
Riyanto, Yatim, Paradigma
Baru Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta: 2009
Sanjaya,
Wina, Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta: 2008.
Sudjana, Nana. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosda Karya : 1995.
Internet:
http://file.upi.edu/Direktori/FIPJUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980112001-IHAT_HATIMAH/Taksonomi_Variabel_Pembelajaran.pdf
http://deindra.student.umm.ac.id
[1] Sanjaya, Wina, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008,
hal. 242.
[2]
Degeng, I. Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable, Dirjen
Pendidikan Tinggi, Jakarta, 1989:162
[3] http://hea.ump.edu./myimagesasdcutec/_PENILAIAN_pkk.ppt/
download :27/11/2011/9:58
[4] http://eprints.uny.ac.id22961/model-model_evaluasi.pdf /
download :27/11/2011/10:24
[5] http://www.ppdhl.netv2/imagesfbfilesfiles/jenis_ujian_dan_penilaian.pdf/
download :27/11/2011/22:32
[6] http://deindra.student.umm.ac.id/download
: 29/11/2011/17:25
[7] Riyanto,
Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Prenada
Media Group, Jakarta, 2009:142
[8] Sudjana,
Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya : 1995
[10] http://arifnofa.blog.uns.ac.idfiles 20 /10/ 01/ pengembangan-penilaian.doc /
download : 27/11/2011/9:45
,,,
BalasHapus