Selasa, 29 November 2011

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENILAIAN SUMATIF

A.     Konsep
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan pengumpulan dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah diajarkan. Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa di sekolah, mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan menentukan kenaikan kelas atau kelulusan. Fungsi penilaian adalah untuk memberikan umpan balik proses belajar mengajar, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan memberikan laporan kemajuan belajar siswa kepada pihak yang memerlukannya.
Istilah yang erat hubungannya dengan penilaian (assessment) adalah evaluasi dan pengukuran. Assessment pada dasarnya adalah bagian dari evaluasi yang lebih luas dari sekadar pengkuruan. Assessment is broader in scope than measurement in that it involves the interpretation and representation of measurement data (Print, 1993). Dengan demikian, antara evaluasi, assessment dan measurement memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan.[1]
Penilaian atas hasil pembelajaran memberikan deskripsi tentang tiga hal. Pertama menggambarkan seberapa efektifnya metode pengajaran yang diterapkan. Yang ke dua seberapa efisien kegiatan pembelajaran, dan ke tiga seberapa menariknya pembelajaran bagi siswa.
Keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan tingkat penguasaan siswa pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :
1.    Kecermatan penguasaan perilaku
2.    Kecepatan unjuk kerja
3.    Kesesuaian dengan dengan prosedur
4.    Kualitas hasil akhir
5.    Tingkat alih belajar
6.    Tingkat retensi
Efisiensi pembelajaran diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran dan atau jumlah biaya yang dikeluarkan untuk proses dimaksud.
Tingkat daya tarik pembelajaran dapat diamati dengan melihat kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Indikator bahwa bidang studi memiliki daya tarik adalah siswa memberikan apresiasi dan keinginan lebih atas bidang studi yang diajarkan.[2]
Penilaian sumatif dikaitkan dengan penilaian pada akhir semester atau tahun. Penilaian ini memberikan nilai yang membedakan pencapaian seorang dengan lain dan seringkali digunakan untuk membuat pemilihan/penyeleksian.[3]
Menurut Purwanto (2009:28) Penilaian sumatif dilakukan setelah sistem sudah selesai menempuh pengujian dan peyempurnaan.[4] Penilaian sumatif ialah penilaian yang dibuat pada akhir pengajaran (akhir semester/akhir tahun), yang bertujuan untuk menilai pencapaian akhir pembelajaran. Berbeda dengan penilaian formatif, yang lebih menekankan kepada penilaian penguasaan pelajar dalam suatu materi, penilaian sumatif bertujuan untuk menentukan pencapaian pelajar pada akhir semester/akhir tahun ajaran, yang juga dapat menentukan keberhasilan sesuatu kurikulum. Contoh penilaian sumatif ialah penilaian pada akhir tahun ajaran dalam bentuk Ujian Kenaikan Tingkat/ Ujian Akhir Madrasah.[5]
Sehubungan dengan defenisi di atas, penilaian sumatif lebih menekankan pada hasil dan dilaksanakan satu kali untuk satu semester atau setiap akhir dari suatu program pembelajaran. Hasil penilaian sumatif ini berfungsi untuk grading clacement, promotion, dan accountability. Penilaian jenis ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Dalam hal motivasi, penilaian jenis ini sangat menguntungkan bagi siswa yang memperoleh prestasi yang tinggi. Sebaliknya, bagi siswa yang memperoleh prestasi yang rendah akan memiliki motivasi yang rendah yaitu rasa pesimis.

B.     Komponen Penilaian Hasil Belajar
      Komponen penilaian hasil belajar meliputi:
1.   Masukan baku/pasar (peserta didik)
Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
2.   Masukan instrumental (kurikulum, metode mengajar, sarana dan guru)
a.  Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
b.  Metode Mengajar
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
c.   Sarana dan Prasaran
Sarana pendidikan sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Sementara prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan.
d.  Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
3.   Masukan lingkungan
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat
4.   Keluaran (hasil output)
Output pendidikan adalah hasil belajar (prestasi belajar) yang[6] merefleksikan seberapa efektif proses belajar mengajar diselenggarakan. Artinya prestasi belajar ditentukan oleh tingkat efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.

C.     Tujuan Penilaian Sumatif
Secara umum, tujuan penilaian sumatif bukanlah untuk membantu pelajar meningkatkan pencapaian, tetapi untuk memberikan rangking kepada mereka. Rangking yang diperoleh pelajar dapat digunakan untuk membuat perbandingan pencapaian antar pelajar. Penilaian sumatif juga dapat dijadikan petunjuk, apakah siswa dapat menguasai suatu mata pelajaran atau tidak. Jika mereka sudah mencapai peringkat tertentu, barulah mereka dibolehkan untuk mengambil mata pelajaran baru.
Menurut Yatim Riyanto (2009:142) Tahap kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan tentang hal-hal berikut ini:
1.   Taraf pencapaian tujuan pembelajaran, keseksamaan perumusan tujuan.
2. Kesesuaian antara metode dan teknik peogajaran, dengan sifat bahan pelajaran, tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa, kemampuan dasar siswa.
3.   Keberhasilan program dalam mencapai tujuan program.
4. Keseksamaan alat evaluasi yang digunakan demgan tujuan pengajaran/tujuan program yang ingin dinilai keberhasilannya.[7]

Sudjana (1995) mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2.   Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3.  Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.[8]

D.    Karakteristik Penilaian Sumatif
Beberpa ciri khusus terkait dengan penilaian sumatif antara lain sebagi berikut :
1.    Penilaian bersifat terminal/final.
2.    Biasanya berada di penghujung/akhir sebuah program pembelajaran.
3.    Menilai prestasi dalam programnya.
4.    Memberikan keterangan atas sejauh mana capaian seorang siswa dalam kurun waktu tertentu.
5.    Pandangan berlaku surut atas pelajaran apa saja yang telah dicapai selama masa belajar .
6.    Terkadang terkait dengan pemberian sertifikasi, pemberian nilai dan pengakuan publik.
7.    Biasanya merupakan penilaian tipe formal misalnya untuk mengakhiri sebuah tahapan ujian.[9]

E.     Teknik Penilaian Sumatif
Ada beberapa teknik penilaian yang dapat diaplikasikan dalam penilaian sumatif. Teknik penilaian dimaksud dikelompokkan sebagai berikut:

Jenis
Prefe
Tes
Tertulis
Objektif
Pilihan Ganda
Ranah Kognitif
Menjodohkan
Benar – Salah
Isian
Subjektif
Uraian Terbuka
Uraian Tertutup
Lisan
Objektif
Kuis
Subjektif
Pemahaman
Perbuatan
Produk
Ranah Psikomotor
Kinerja
Non Tes
Pengamatan
Ranah Afektif
Daftar Periksa
Skala Sikap
Angket
Portofolio
Diagnosa Perkembangan Kognitif dan Psikomotor

Teknik penilaian tertulis dan lisan umunnya telah dikenal dan dipakai guru dalam pembelajaran sehari-hari. Teknik yang lani meskipun tidak sama sekali baru namun relative jarang digunakan antara lain:
1.  Tes perbuatan
Tes perbuatan menuntut siswa untuk menampilkan hasil belajarnya. Tes ini dapat dibedakan menjadi tes penilaian terhadap penampilan kinerja siswa dan penilaian terhadap produk siswa
2.  Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan guru atau oleh siswa dengan objek perilaku amatan siswa, misalnya ketelitian menghitung, dsb.
3.  Skala sikap
Pengukuran ini berupa sejumlah pernyataan sikap tentang suatu objek yang dinyatakan secara berskala. Misalnya skala sikap terhadap kebersihan.
4.  Angket
Berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tertentu, misalnya kebiasaan siswa di rumah.
5.  Portofolio
Untuk dapat menilai, guru perlu mengumpulkan berbagai dokumen dan hasil karyanya kemudian membuat catatan perkembangan belajar siswa yang disusun secara sistematis per mata pelajaran.
6.  Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kelas, misalnya membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita dan mengamati objek.
7.  Proyek
Penilaian dalam proyek meliputi kemampuan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan.[10] 

F.     Kesimpulan
Penilaian sumatif merupakan penilain hasil pembelajaran yang dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun. Penilaian sumatif merupakan penilaian tipe formal misalnya untuk mengakhiri sebuah tahapan ujian. Selain itu biasanya terkait dengan pemberian sertifikasi, pemberian nilai dan pengakuan publik.
Penilaian sumatif sangat penting karena dapat memberikan deskripsi atas keefektifan metode pembelajaran yang digunakan, efisiensi metode, dan daya tarik pembelajaran. Hasil penilaian dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam merevisi sistem pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.


DAFTAR RUJUKAN

Buku:
Degeng, I. Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable, Dirjen Pendidikan Tinggi, Jakarta: 1989
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta: 2009
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta: 2008.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosda Karya : 1995.

Internet:
http://file.upi.edu/Direktori/FIPJUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980112001-IHAT_HATIMAH/Taksonomi_Variabel_Pembelajaran.pdf
http://deindra.student.umm.ac.id


[1] Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hal. 242.
[2] Degeng, I. Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable, Dirjen Pendidikan Tinggi, Jakarta, 1989:162
[5] http://www.ppdhl.netv2/imagesfbfilesfiles/jenis_ujian_dan_penilaian.pdf/ download :27/11/2011/22:32
[7] Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta, 2009:142
[8] Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya : 1995
[9] http://inovasipendidikan.netbtlBTL download : 27/11/2011/10:32.

[10] http://arifnofa.blog.uns.ac.idfiles 20 /10/ 01/ pengembangan-penilaian.doc / download : 27/11/2011/9:45

1 komentar: